Laporan terbaru dari Greenpeace memperingatkan bahwa sistem komputasi awan atau biasa disebut cloud computing akan memicu peningkatan emisi gas dari efek rumah kaca. Hal tersebut mengharuskan
perusahaan-perusahaan besar seperti Facebook, Yahoo dan Google berbuat lebih banyak dalam berkontribusi menyelamatkan lingkungan. "Cloud computing terus tumbuh setiap saat. Hal ini memicu terjadinya peningkatan terhadap permintaan energi," kata juru bicara Greenpeace seperti dikutip dari PC World.
Greenpeace tidak menyebutkan seberapa besar peningkatannya karena sangat sulit untuk mengkalkulasikannya. Namun yang jelas, mereka memperkirakan energi listrik yang dikonsumsi oleh pusat pengolahan data dan jaringan telekomunikasi di dunia akan melonjak tiga kali lipat antara tahun 2007 hingga 2020. Seperti kita tahu, pusat pengolahan data dan jaringan telekomunikasi merupakan komponen utama dari komputasi berbasis awan.
Ini bukan pertamakalinya Greenpeace memberi peringatan soal penggunaan energi oleh pusat pengolahan data dan jaringan telekomunikasi. Organisasi lingkungan hidup tersebut nampaknya ingin terus meningkatkan kewaspadaan konsumen, dari mana layanan internet berasal. Baru-baru ini, Greenpeace menggelar kampanye melawan Facebook untuk menentang kebijakan mereka membangun pusat pengolahan data di Prineville, Oregon. Greenpeace sangat tidak setuju karena sebagian besar sumber energi listrik yang mereka pakai berasal dari stasiun berbahan bakar batu bara yang akan membuat polutan. (rah-Rachmatunnisa-modf.)
Tuesday, August 31, 2010
Perilaku Aneh Matahari
Temperatur dan alur matahari menurut siklus yang cukup bisa diprediksi. Namun baru-baru ini, bintang terdekat dengan bumi ini telah bertingkah. Matahari secara teratur berinteraksi dengan bumi sehingga penting bagi para ahli fisika
matahari untuk terus memahami aktivitas matahari. Periode badai matahari dapat mengganggu keamanan satelit dan jaringan listrik. Tidak hanya itu, astronot dapat terkena dampak dari semburan radiasi akibat badai matahari, oleh karena itu, para ahli harus mendapatkan prediksi lengkap soal ini. “Kami sedang mengamati sesuatu yang tidak biasa dari apa yang kami lihat selama 100 tahun ini,” kata David Hathaway dari Marshall Space Flight Center, NASA, di Huntsville, Alaska. Dalam sebuah konferensi, 4 ahli fisika matahari menampilkan 4 metode berbeda untuk mengukur dan memahami siklus matahari.
Bintik matahari merupakan area konsentrasi magnetis yang muncul seperti bintik hitam di permukaan matahari. Alur aktivitas magnetis matahari sangat berkaitan dengan bintik matahari yang membentuk siklus matahari. Secara umum, siklus terakhir sekitar 11 tahun dan membutuhkan 5,5 tahun untuk bergerak dari siklum minimum matahari periode di mana hanya terdapat sedikit bintik matahari. Selanjutnya bintik terus bertambah maksimum. “Siklus terbaru merupakan kondisi minimum yang tidak biasa dari jumlah tertinggi tanpa bintik matahari yang diamati peneliti sejak 1913,” ujar Hathaway. Hathaway dan tim peneliti melakukan pengukuran yang disebut meridional flow di mana sirkulasi materi bintang dari kutub matahari berputar di sekitaran kutub tersebut. Alur ini sering berdampak pada kekuatan siklus. Ilmuwan menjelaskan perubahan dalam struktur alur ini serta level aktivitas geomagnetis berkaitan dengan frekuensi minimum dan maksimum dari siklus matahari. Dalam pendekatan yang berbeda, Sushanta Tripathy dari National Solar Observatory menggunakan frekuensi dari osilasi akustik untuk melihat ciri dari perubahan siklus aktivitas matahari.
Tripathy menemukan bahwa perubahan frekuensi akustik, di sebagian besar tempat berkaitan dengan aktivitas matahari. Namun selama pergerakan minimum, ia menyadari bahwa frekuensi gelombang yang menyelimuti sebagian besar wilayah matahari menyebabkan ini keluar dari jalur aktivitas matahari. Dua bentuk gempa telah terdeteksi menggunakan osilasiakustik yang belum pernah dilihat pada siklus sebelumnya, ujar Tripathy yang memimpin penelitian perpanjanganan minimum antara siklus 23 dan 24 yang tidak biasa. Frank Hill yang juga berasal dari National Solar Observatory melakukan pendekatan yang berbeda dengan memprediksi siklus bintik matahari berdasarkan fenomena di matahari yang berkaitan dengan arus pancaran di matahari. Aliran timur-barat di permukaan matahari pertama kali ditemukan pada 1980 dan dikenal sebagai torsional oscillation. Arus pancaran ini hadir di kedalaman setidaknya 105 ribu kilometer di bawah permukaan matahari. Dan Hill bersama tim penelitinya mampu menjelaskan perilaku ini di kedalaman 966 kilometer. Ini menunjukkan bahwa aliran muncul dengan baik sebelum level dari aktivitas matahari meningkat. Ini mendorong peneliti menyimpulkan adanya hubungan beberapa mekanisme yang memicu kemunculan sebelum aktivitas onset.
Sementara pengamatan atas arus pancaran matahari ini dapat berguna untuk memprediksi waktu siklus matahari, namun dibutuhkan data yang lebih lengkap untuk memastikan akurasi metode ini. Di pendekatan lain, Julia Saba dari SP System dan Goddard Space Flight Center, NASA, di Greenbelt, menggunakan X-Ray dan indikator kekuatan lahan magnetis sebagai cara memprediksi waktu penanda bagi siklus matahari ini. Saba menggunakan pemetaan magnetis dari matahari yang disebut synoptic charts untuk mengamati siklus matahari ke 21 hingga 23 dan 24. Dengan mengevaluasi kecendrungan dalam aktivitas X-Ray, Saba mampu memprediksi kejadian sekitar 18 bulan mendatang dan akan lebih akurat setidaknya 2 bulan. “Pada bulan Mei 2010, kita melihat siklus 24 secara jelas di bawah jalur, meskipun saat ini cukup sunyi di wilayah selatan pada umumnya,” ujar Saba. Metode penentuan siklus lebih awal ini dapat berguna untuk membandingkan fase berbeda dari aktivitas matahari karena ini dapat diamati dalam waktu yang berdekatan, jelas Saba.[ito-Ellyzar Zachra PB-modf.]
matahari untuk terus memahami aktivitas matahari. Periode badai matahari dapat mengganggu keamanan satelit dan jaringan listrik. Tidak hanya itu, astronot dapat terkena dampak dari semburan radiasi akibat badai matahari, oleh karena itu, para ahli harus mendapatkan prediksi lengkap soal ini. “Kami sedang mengamati sesuatu yang tidak biasa dari apa yang kami lihat selama 100 tahun ini,” kata David Hathaway dari Marshall Space Flight Center, NASA, di Huntsville, Alaska. Dalam sebuah konferensi, 4 ahli fisika matahari menampilkan 4 metode berbeda untuk mengukur dan memahami siklus matahari.
Bintik matahari merupakan area konsentrasi magnetis yang muncul seperti bintik hitam di permukaan matahari. Alur aktivitas magnetis matahari sangat berkaitan dengan bintik matahari yang membentuk siklus matahari. Secara umum, siklus terakhir sekitar 11 tahun dan membutuhkan 5,5 tahun untuk bergerak dari siklum minimum matahari periode di mana hanya terdapat sedikit bintik matahari. Selanjutnya bintik terus bertambah maksimum. “Siklus terbaru merupakan kondisi minimum yang tidak biasa dari jumlah tertinggi tanpa bintik matahari yang diamati peneliti sejak 1913,” ujar Hathaway. Hathaway dan tim peneliti melakukan pengukuran yang disebut meridional flow di mana sirkulasi materi bintang dari kutub matahari berputar di sekitaran kutub tersebut. Alur ini sering berdampak pada kekuatan siklus. Ilmuwan menjelaskan perubahan dalam struktur alur ini serta level aktivitas geomagnetis berkaitan dengan frekuensi minimum dan maksimum dari siklus matahari. Dalam pendekatan yang berbeda, Sushanta Tripathy dari National Solar Observatory menggunakan frekuensi dari osilasi akustik untuk melihat ciri dari perubahan siklus aktivitas matahari.
Sementara pengamatan atas arus pancaran matahari ini dapat berguna untuk memprediksi waktu siklus matahari, namun dibutuhkan data yang lebih lengkap untuk memastikan akurasi metode ini. Di pendekatan lain, Julia Saba dari SP System dan Goddard Space Flight Center, NASA, di Greenbelt, menggunakan X-Ray dan indikator kekuatan lahan magnetis sebagai cara memprediksi waktu penanda bagi siklus matahari ini. Saba menggunakan pemetaan magnetis dari matahari yang disebut synoptic charts untuk mengamati siklus matahari ke 21 hingga 23 dan 24. Dengan mengevaluasi kecendrungan dalam aktivitas X-Ray, Saba mampu memprediksi kejadian sekitar 18 bulan mendatang dan akan lebih akurat setidaknya 2 bulan. “Pada bulan Mei 2010, kita melihat siklus 24 secara jelas di bawah jalur, meskipun saat ini cukup sunyi di wilayah selatan pada umumnya,” ujar Saba. Metode penentuan siklus lebih awal ini dapat berguna untuk membandingkan fase berbeda dari aktivitas matahari karena ini dapat diamati dalam waktu yang berdekatan, jelas Saba.[ito-Ellyzar Zachra PB-modf.]
Bumi Akan Terlalu Panas
Peneliti University of New South Wales Australia, dan Purdue University AS menemukan bahwa peningkatan temperatur di beberapa tempat mungkin menyebabkan ketidakmampuan manusia untuk
beradaptasi atau bertahan hidup. “Ini akan dimulai dengan penghangatan secara global sekitar 7 derajat celcius yang kelayakan di beberapa tempat kemudian dipertanyakan,” tulis peneliti. “Dengan penghangatan 11-12 derajat celcius, beberapa wilayah akan mencari kelayakan di mayoritas populasi manusia sebagai bagian dari distribusi.”
Peneliti profesor Steven Sherwood mengatakan tidak ada kesempatan pemanasan bumi 7 derajat di abad ini, namun akan hadir risiko serius di mana pembakar bahan fosil yang berlanjut menyebabkan masalah di tahun 2300-an. “Ada kesempatan 50:50 dalam jangka waktu yang panjang,” ujarnya. Studi ini yang meneliti perubahan iklim di periode yang lebih lama dibandingkan kebanyakan penelitian lain melihat tingkat produksi panas yang digabungkan dengan peningkatan suhu dan kelembapan.
Sherwood mengatakan penelitian perubahan cuaca ini memberikan “tanda pendek” bukan untuk buktikan konsekuensi jangka panjang dari dampak gas rumah kaca yang dianggap sebagai penyebab pemanasan global. “Ini harus dilihat seperti ini,” kata Sherwood. “Tidak banyak yang dapat kita lakukan untuk mengatai perubahan cuaca dua dekade ke depan, namun masih ada lebih banyak cara yang dapat kita lakukan soal perubahan jangka yang lebih panjang.”Dalam komentar di tulisan yang dipublikasikan Proceedings of the National Academy of Sciences, akademisi Australian National University mengatakan perubahan cuaca tidak akan berhenti di tahun 2100. “Dan di bawah skenario yang lebih realistis di tahun 2300 kita mungkin dihadapkan dengan temperatur yang meningkat sekitar 12 derajat celcius atau mungkin lebih,” kata professor Tony McMichael.[ito-Ellyzar Zachra PB-modf.]
beradaptasi atau bertahan hidup. “Ini akan dimulai dengan penghangatan secara global sekitar 7 derajat celcius yang kelayakan di beberapa tempat kemudian dipertanyakan,” tulis peneliti. “Dengan penghangatan 11-12 derajat celcius, beberapa wilayah akan mencari kelayakan di mayoritas populasi manusia sebagai bagian dari distribusi.”
Peneliti profesor Steven Sherwood mengatakan tidak ada kesempatan pemanasan bumi 7 derajat di abad ini, namun akan hadir risiko serius di mana pembakar bahan fosil yang berlanjut menyebabkan masalah di tahun 2300-an. “Ada kesempatan 50:50 dalam jangka waktu yang panjang,” ujarnya. Studi ini yang meneliti perubahan iklim di periode yang lebih lama dibandingkan kebanyakan penelitian lain melihat tingkat produksi panas yang digabungkan dengan peningkatan suhu dan kelembapan.
Sherwood mengatakan penelitian perubahan cuaca ini memberikan “tanda pendek” bukan untuk buktikan konsekuensi jangka panjang dari dampak gas rumah kaca yang dianggap sebagai penyebab pemanasan global. “Ini harus dilihat seperti ini,” kata Sherwood. “Tidak banyak yang dapat kita lakukan untuk mengatai perubahan cuaca dua dekade ke depan, namun masih ada lebih banyak cara yang dapat kita lakukan soal perubahan jangka yang lebih panjang.”Dalam komentar di tulisan yang dipublikasikan Proceedings of the National Academy of Sciences, akademisi Australian National University mengatakan perubahan cuaca tidak akan berhenti di tahun 2100. “Dan di bawah skenario yang lebih realistis di tahun 2300 kita mungkin dihadapkan dengan temperatur yang meningkat sekitar 12 derajat celcius atau mungkin lebih,” kata professor Tony McMichael.[ito-Ellyzar Zachra PB-modf.]
Persiapan Untuk Tahun 2012
Pemusnahan spesies secara global terjadi 250 juta tahun lalu karena kehadiran galaksi kerdil. Galaksi itu akan kembali mendekati tata surya kita pada 2012. Apa yang perlu disiapkan? Data geologi menunjukkan sejak
3,5 miliar tahun lalu bumi melalui beberapa kali proses kehancuran dan setelah itu muncul kehidupan baru. Setiap kali terjadi pemusnahan spesies, akan muncul kehidupan baru yang sama sekali berbeda dengan yang sebelumnya. Pemusnahan terbesar terjadi 250 juta tahun yang lalu di mana 97% spesies kehidupan musnah. Peristiwa ini dikenal sebagai the mother of all extinction.
Mengapa 250 juta tahun yang lalu terjadi peristiwa pemusnahan spesies secara global? Seperti halnya bumi yang mengelilingi matahari secara penuh selama 1 tahun, demikian juga tata surya kita mengelilingi pusat galaksi secara penuh setiap 250 juta tahun. Hal yang mempengaruhi adalah kehadiran galaksi kerdil yang disebut Sagitarius. Pada saat galaksi itu melewati tata surya kita terjadi bombardment meteor yang juga masuk gravitasi tata surya, di mana bumi kita berada. Diperkirakan tahun 2012-2013, galaksi kerdil Sagitarius akan kembali melewati tata surya kita, sehingga diperkirakan peristiwa 250 juta tahun lalu akan terulang kembali. Penelitian komprehensif tentang hal ini dilakukan olah Rhawn Joseph Ph.D yang di dokumentasikan dan dapat dilihat dibawah ini
Jika solar maksimum terjadi berdekatan atau bersamaan dengan melintasnya galaksi Sagitarius maka akan menimbulkan efek berantai yang dahsyat bagi kehidupan. Hujan meteor terjadi di mana-mana dan akibatnya menyebabkan bumi akan mendingin akibat nuclear winter. Apakah manusia bisa mempersiapkan diri dan menghindar akibat yang ditimbulkan oleh solar maksima dan hujan meteor?.
Beberapa negara termasuk PBB ternyata telah mengantisipasi hal itu. Bersama Pemerintah Norwegia, PBB menyiapkan bunker bawah tanah untuk menyimpan jutaan bibit tanaman dalam ribuan container. Dokumentasi tentang hal ini dapat dilihat dibawah ini
Pemerintah Norwegia sendiri telah membangun dan memilki fasilitas bunker semacam ini untuk menampung kira-kira 2 juta orang sebagai perlindungan jika malapetaka akibat solar maksima, meteor serta tsunami terjadi. Bagaimana dengan Amerika?. Ternyata Amerika jauh hari telah mempersiapkan diri dengan membuat begitu banyak bunker sebagai persiapan apabila tiba hari itu. Penelitian penting tentang persiapan rahasia menghadapai malapetaka yang akan datang dilakukan oleh Jesse Ventura dan timnya yang di dokumentasikan sebagai film dokumenter yang dapat dilihat dibawah ini
Bagaimana dengan Indonesia? Sudahkah negara kita menyiapkan diri? Jika pemerintah belum melakukan sesuatu, apakah kita harus bergantung pada pemerintah ataukan melakukan bersama secara swadaya?
Kita punya pilihan. Bersikap skeptik tanpa melakukan penelitian lebih lanjut. Pilihan kedua adalah mempelajari data-data yang telah ada, dan berupaya mengenal pola yang terjadi di masa lalu, untuk melihat apa yang akan terjadi di masa depan. Sebagai seorang earth scientist saya tidak mau mempercayai begitu saja apa kata orang sebelum melakukan penelitian pribadi atas data dan informasi yang telah begitu banyak tersedia. Hasil studi literatur selama 5 tahun terakhir ternyata menunjukkan bahwa data yang diungkapkan bukan karangan tetapi sangat logis. Dengan reason yang kuat dan pola yang pernah terjadi di masa lalu dengan cukup meyakinkan, tidak ada hal yang lebih baik untuk memperkirakan keadaan masa depan dengan mempelajari masa lalu.
*) Richard Claproth adalah lulusan geologi ITB dan pakar ilmu bumi bergelar Ph.D dari University of Wollongong Australia. Pria yang meyakini sains dan spiritualitas benar-benar bisa selaras ini, juga penerima beasiswa dari UNESCO di International Institute for Research in Geothermal Science Pisa Italia.modf.
3,5 miliar tahun lalu bumi melalui beberapa kali proses kehancuran dan setelah itu muncul kehidupan baru. Setiap kali terjadi pemusnahan spesies, akan muncul kehidupan baru yang sama sekali berbeda dengan yang sebelumnya. Pemusnahan terbesar terjadi 250 juta tahun yang lalu di mana 97% spesies kehidupan musnah. Peristiwa ini dikenal sebagai the mother of all extinction.
Mengapa 250 juta tahun yang lalu terjadi peristiwa pemusnahan spesies secara global? Seperti halnya bumi yang mengelilingi matahari secara penuh selama 1 tahun, demikian juga tata surya kita mengelilingi pusat galaksi secara penuh setiap 250 juta tahun. Hal yang mempengaruhi adalah kehadiran galaksi kerdil yang disebut Sagitarius. Pada saat galaksi itu melewati tata surya kita terjadi bombardment meteor yang juga masuk gravitasi tata surya, di mana bumi kita berada. Diperkirakan tahun 2012-2013, galaksi kerdil Sagitarius akan kembali melewati tata surya kita, sehingga diperkirakan peristiwa 250 juta tahun lalu akan terulang kembali. Penelitian komprehensif tentang hal ini dilakukan olah Rhawn Joseph Ph.D yang di dokumentasikan dan dapat dilihat dibawah ini
Jika solar maksimum terjadi berdekatan atau bersamaan dengan melintasnya galaksi Sagitarius maka akan menimbulkan efek berantai yang dahsyat bagi kehidupan. Hujan meteor terjadi di mana-mana dan akibatnya menyebabkan bumi akan mendingin akibat nuclear winter. Apakah manusia bisa mempersiapkan diri dan menghindar akibat yang ditimbulkan oleh solar maksima dan hujan meteor?.
Persiapan negara super power
Beberapa negara termasuk PBB ternyata telah mengantisipasi hal itu. Bersama Pemerintah Norwegia, PBB menyiapkan bunker bawah tanah untuk menyimpan jutaan bibit tanaman dalam ribuan container. Dokumentasi tentang hal ini dapat dilihat dibawah ini
Pemerintah Norwegia sendiri telah membangun dan memilki fasilitas bunker semacam ini untuk menampung kira-kira 2 juta orang sebagai perlindungan jika malapetaka akibat solar maksima, meteor serta tsunami terjadi. Bagaimana dengan Amerika?. Ternyata Amerika jauh hari telah mempersiapkan diri dengan membuat begitu banyak bunker sebagai persiapan apabila tiba hari itu. Penelitian penting tentang persiapan rahasia menghadapai malapetaka yang akan datang dilakukan oleh Jesse Ventura dan timnya yang di dokumentasikan sebagai film dokumenter yang dapat dilihat dibawah ini
Bagaimana dengan Indonesia? Sudahkah negara kita menyiapkan diri? Jika pemerintah belum melakukan sesuatu, apakah kita harus bergantung pada pemerintah ataukan melakukan bersama secara swadaya?
Apa yang perlu kita lakukan
Kita punya pilihan. Bersikap skeptik tanpa melakukan penelitian lebih lanjut. Pilihan kedua adalah mempelajari data-data yang telah ada, dan berupaya mengenal pola yang terjadi di masa lalu, untuk melihat apa yang akan terjadi di masa depan. Sebagai seorang earth scientist saya tidak mau mempercayai begitu saja apa kata orang sebelum melakukan penelitian pribadi atas data dan informasi yang telah begitu banyak tersedia. Hasil studi literatur selama 5 tahun terakhir ternyata menunjukkan bahwa data yang diungkapkan bukan karangan tetapi sangat logis. Dengan reason yang kuat dan pola yang pernah terjadi di masa lalu dengan cukup meyakinkan, tidak ada hal yang lebih baik untuk memperkirakan keadaan masa depan dengan mempelajari masa lalu.
The present is the key to the past and the past is the key to the future.
*) Richard Claproth adalah lulusan geologi ITB dan pakar ilmu bumi bergelar Ph.D dari University of Wollongong Australia. Pria yang meyakini sains dan spiritualitas benar-benar bisa selaras ini, juga penerima beasiswa dari UNESCO di International Institute for Research in Geothermal Science Pisa Italia.modf.
Indonesia No. 2 Paling Beresiko Ditabrak batu Angkasa
Apakah bentuk ancaman terbesar kepunahan manusia? Tsunami? Gempa bumi? Badai topan? Gempa bumi? Nuklir? Yang jelas Indonesia nomor dua paling berisiko. Hasil penelitian dari Nick Bailey dan kawan-kawannya
dari University of Southampton's School of Engineering Sciences menunjukkan dua hal penting. Pertama, ancaman bumi ditabrak sebuah asteroid semakin diterima sebagai bahaya bencana alam tunggal terbesar yang dihadapi oleh umat manusia. Kedua, sepuluh besar negara yang paling berisiko adalah China, Indonesia, India, Jepang, Amerika Serikat, Filipina, Italia, Inggris, Brazil dan Nigeria.
Pertanyaannya, apakah benar asteroid merupakan bencana alam tunggal terbesar bagi manusia? Stephen Hawking, ilmuwan kondang dunia berpendapat bahwa salah satu faktor utama dalam kemungkinan kelangkaan kehidupan cerdas di galaksi kita disebabkan oleh tingginya probabilitas asteroid atau komet bertabrakan dengan planet. Hawking menunjukkan dalam bukunya “Life in the Universe” di mana terjadi benturan komet Schumacher-Levi dengan Yupiter yang menghasilkan serangkaian bola api besar, dengan tinggi ribuan kilometer yang melontarkan "gelembung" panas hitam di atmosfer selama beberapa minggu. Bayangkan jika di planet Yupiter ada penduduknya seperti di bumi, apa yang akan terjadi dengan mereka? Sekalipun di Yupiter ada penduduk yang memiliki kecerdasan tinggi, maka sangat kecil kemungkinannya mereka bisa survive.
Bagaimana dengan sejarah asteroid yang menghantam bumi? Sekitar 60 juta tahun yang lalu, terjadi katastrofi besar sehingga mahluk raksasa seperti dinosaurus juga musnah. Dengan demikian, kita sangat beruntung karena berkembangnya kehidupan cerdas di bumi hanya mungkin terjadi karena tidak ada tabrakan besar dalam 60 juta tahun terakhir. Berdasarkan berbagai simulasi tabrakan asteroid kecil dengan diameter hanya 1 km saja yang dibuat dengan software NEOimpactor (download2x... ^_^), ada 10 negara yang paling besar risikonya dan Indonesia menempati urutan kedua di dunia. Saat galaxy kerdil Sagitarius melintasi tata surya kita setiap 250 juta tahun maka saat itu terjadi kepunahan spesies yang ada di bumi. Tidak mustahil dalam dua tahun ke depan, akan lebih banyak komet menghantam bumi. Jika demikian halnya, Indonesia harus bersiap-siap diri karena tidak mustahil 200 juta rakyat Indonesia akan musnah dan bukan hanya saja negeri besar kita menjadi sejarah, tetapi lebih buruk lagi, yaitu dilupakan sejarah. Mungkin sudah saatnya ilmuwan kita lebih mencermati hasil penelitian dari tim ilmuwan di atas.
*) Richard Claproth adalah lulusan geologi ITB dan pakar ilmu bumi bergelar Ph.D dari University of Wollongong Australia. Pria yang menilai sains dan spiritualitas bisa selaras ini, juga penerima beasiswa dari UNESCO di International Institute for Research in Geothermal Science Pisa Italia.
dari University of Southampton's School of Engineering Sciences menunjukkan dua hal penting. Pertama, ancaman bumi ditabrak sebuah asteroid semakin diterima sebagai bahaya bencana alam tunggal terbesar yang dihadapi oleh umat manusia. Kedua, sepuluh besar negara yang paling berisiko adalah China, Indonesia, India, Jepang, Amerika Serikat, Filipina, Italia, Inggris, Brazil dan Nigeria.
Pertanyaannya, apakah benar asteroid merupakan bencana alam tunggal terbesar bagi manusia? Stephen Hawking, ilmuwan kondang dunia berpendapat bahwa salah satu faktor utama dalam kemungkinan kelangkaan kehidupan cerdas di galaksi kita disebabkan oleh tingginya probabilitas asteroid atau komet bertabrakan dengan planet. Hawking menunjukkan dalam bukunya “Life in the Universe” di mana terjadi benturan komet Schumacher-Levi dengan Yupiter yang menghasilkan serangkaian bola api besar, dengan tinggi ribuan kilometer yang melontarkan "gelembung" panas hitam di atmosfer selama beberapa minggu. Bayangkan jika di planet Yupiter ada penduduknya seperti di bumi, apa yang akan terjadi dengan mereka? Sekalipun di Yupiter ada penduduk yang memiliki kecerdasan tinggi, maka sangat kecil kemungkinannya mereka bisa survive.
Bagaimana dengan sejarah asteroid yang menghantam bumi? Sekitar 60 juta tahun yang lalu, terjadi katastrofi besar sehingga mahluk raksasa seperti dinosaurus juga musnah. Dengan demikian, kita sangat beruntung karena berkembangnya kehidupan cerdas di bumi hanya mungkin terjadi karena tidak ada tabrakan besar dalam 60 juta tahun terakhir. Berdasarkan berbagai simulasi tabrakan asteroid kecil dengan diameter hanya 1 km saja yang dibuat dengan software NEOimpactor (download2x... ^_^), ada 10 negara yang paling besar risikonya dan Indonesia menempati urutan kedua di dunia. Saat galaxy kerdil Sagitarius melintasi tata surya kita setiap 250 juta tahun maka saat itu terjadi kepunahan spesies yang ada di bumi. Tidak mustahil dalam dua tahun ke depan, akan lebih banyak komet menghantam bumi. Jika demikian halnya, Indonesia harus bersiap-siap diri karena tidak mustahil 200 juta rakyat Indonesia akan musnah dan bukan hanya saja negeri besar kita menjadi sejarah, tetapi lebih buruk lagi, yaitu dilupakan sejarah. Mungkin sudah saatnya ilmuwan kita lebih mencermati hasil penelitian dari tim ilmuwan di atas.
*) Richard Claproth adalah lulusan geologi ITB dan pakar ilmu bumi bergelar Ph.D dari University of Wollongong Australia. Pria yang menilai sains dan spiritualitas bisa selaras ini, juga penerima beasiswa dari UNESCO di International Institute for Research in Geothermal Science Pisa Italia.
Ayo Berenang Disini Yok
"Sesuai namanya, Devil's Swimming Pool, kolam renang ini diyakini sebagai yang paling berbahaya di dunia. Devil's bukanlah buatan manusia tapi ceruk alami di air terjun terbesar yang terletak di perbatasan Zimbabwe dengan Zambia."
Deretan karang alami yang muncul tepat di bibir jurang dan ceruk di ujung air terjun bisa dijadikan tempat berenang ketika air sedang dangkal dan tidak deras.
Biasanya selama September sampai Desember. Di saat seperti ini, para perenang bahkan bisa melongok ke dasar jurang dari ujung air terjun itu tanpa perlu takut terseret derasnya air.
Tempat wisata yang terletak di sisi Zambia ini tiap tahunnya dibanjiri wisatawan yang ingin melihat dasar air terjun dari puncaknya.
Beberapa bahkan berani membiarkan diri terbawa arus deras sampai ke bibir air terjun sebelum mentok karena terhalang karang. Di bawah mereka, sejauh 108 meter, Sungai Zambezi mengalir deras.
"Di bulan-bulan selain September - Desember, yang berani berenang di Devil's akan langsung terseret dan terempas di dasar Sungai Zambezi karena karang penghalang di bibir air terjun itu terendam air yang mengalir deras."
Angela Stugren , turis AS yang mengunjungi tempat itu mengatakan tempat ini lebih menyeramkan dari bungee jumping. "Perasaan bisa terseret air yang tenang membuat Anda seperti gamang," katanya.
Dikenal dengan nama Mosi-oa-Tunya atau asap menggelegar dalam bahasa setempat, air terjun ini menumpahkan 500 juta liter air setiap menitnya dari bibir air terjun yang panjangnya tak kurang dari 1,6 km.
Pelangi yang dihasilkan dari uap air terjun ini bahkan bisa dilihat dari jarak 48 km. Total ada tujuh jeram utama yang termasuk dalam air terjun Victoria ini.
sumber :http://sirremojr.blogspot.com/2010/08/kolam-renang-paling-mematikan-di-dunia.html
Malaysia Mau Musuhan Sama Indonesia ? BACA DULU !
Ekonom InterCafe IPB Imam Sugema menilai jika memang Indonesia dan Malaysia harus memutuskan hubungan kerja, pihak Malaysia yang akan merugi.
"Mestinya Malaysia lebih baik-baikin kita. Kalau kita loyo-loyo sebetulnya kita nggak tahu posisi kita," tegasnya saat ditemui di Gedung DPR RI, Senayan, Jakarta, Senin (30/8/2010) malam.
Dari sisi investasi, ujar Imam, Malaysia telah menanamkan investasinya di berbagai bidang seperti perbankan dan perkebunan kelapa sawit. Jika hubungan kedua negara tetangga ini terputus maka pihak Malaysia tidak bisa mengambil kembali investasi yang sudah tertanam di Indonesia.
"Secara kepentingan investasi, investasi Malaysia lumayan besar di Indonesia. Terus kalau benar kita gontok-gontokan, uang yang sudah tertanam, mau bagaimana?" ujarnya.
Dari sisi tenaga kerja, lanjut Imam, selama ini, Tenaga Kerja Indonesia (TKI) yang membuat Malaysia memiliki daya saing. Jika tidak ada TKI yang murah maka perusahaan Malaysia akan mati. Pasalnya, orang-orang Malaysia bukanlah buruh kasar yang bisa dipekerjakan sebagai buruh kasar.
"Perusahaan Malaysia pasti mati,kebun-kebunnya nggak ada yang ngurus. Berhenti semua tuh proyek, kan orang Malaysia bukan buruh kasar," ujarnya.
Selain itu, Imam menyatakan TKI di Malaysia jumlahnya sangat banyak. Ada sekitar 2 juta lebih TKI di Malaysia. Angka itu merupakan sepersepuluh dibandingkan rakyat Malaysia.
"Jadi setiap 10 orang Malaysia ada 1 orang Indonesia. Ini bagaimana ngusirnya? Akan sulit," ujarnya.
Untuk rencana travel advisory, Imam menilai justru Malaysia yang akan menjerit dari kebijakan yang ditetapkan pemerintahannya.
"Itu (travel advisory) siapa yang akan rugi. Maskapai yang menghubungkan Malaysia-Indonesia itu kan dari Malaysia. Dari situ saja sudah rugi. Belum lagi pariwisata,lebih besar mana, banyakan orang Indonesia yang ke sana dibanding mereka ke sini. Padahal tempat pariwisata di Malaysia juga biasa saja," ujarnya.
Sedangkan dari sisi ekspor, Imam menyatakan barang-barang ekspor Indonesia ke Malaysia merupakan raw materials yang pasarnya sangat luas. Artinya, jika Indonesia kehilangan Malaysia sebagai pasar ekspor maka masih banyak negara lain yang mau menerima barang ekspor Indonesia.
"Ekspor itu banyakan raw materials, seperti batubara, sawit, masih banyak donk pasarnya. China, India masih mau nampung. Pasar Cina dan India kira-kira 50 kali lipat dibandingkan pasar Malaysia. Nggak jadi masalah ekspor impor," ujarnya.
Selain itu, lanjut Imam, hubungan dagang Malaysia juga kebanyakan dengan negara di luar ASEAN. Begitupun dengan Indonesia.
"Kalau dari sisi perdagangan, kedua negara tidak saling bergantung. Selain jenis produknya hampir sama, hubungan dagangnya juga kebanyakan di luar," jelasnya.
Dari kepentingan-kepentingan tersebut, Imam menegaskan Menteri Luar Negeri Malaysia telah berlaku kurang cerdas dengan menghina media di Indonesia yang menyulut api amarah rakyat Indonesia. Hal ini berbanding terbalik dengan yang dilakukan Pemerintah Indonesia.
"Pemerintahan kita itu pemerintahan yang santun,mengedepankan ngomong-ngomong secara di balik layar. Itulah namanya yang demokrasi modern. Bukan ngomong di media, gak ada gunanya. Menlu Malaysia saya rasa kurang cerdas. Mereka kan semi otoriter. Mereka belum kenal demokrasi. Boleh saja bilang negara makmur tapi civil society,nihil lha," tegasnya.
Untuk menyelesaikan masalah tersebut, Imam menyarankan perlunya kedewasaan para pejabat kedua negara.
"Nggak perlu dibuat panas oleh pejabat di kedua negara. Kalau media dan masyarakat wajar, ini kan negara demokratis, yang perlu dewasa pejabat di kementerian luar negeri," ujarnya.
Imam menyatakan Indonesia juga berperan secara berwibawa. Pemimpin Indonesia itu harus memiliki style yang bisa dihormati yaitu penuh dengan inisiatif.
"Indonesia harus berperan secara berwibawa. Kita gak punya pemimpin yang penting untuk bisa dihormati, dan itu menyangkut style untuk kepemimpinan. Style-nya penuh inisiatif. Negara Indonesia ini merupakan negara terpenting di ASEAN, oleh karena itu pemimpinnya harus memosisikan diri sebagai yang terpenting," papar Imam.
(nia/qom)
sumber :http://www.detikfinance.com/read/2010/08/31/082717/1431631/4/musuhi-ri-malaysia-bakal-lebih-banyak-rugi-secara-ekonomi?f9911023
[Ngakak] Maho Lagi Gan !
Even 30 years ago it was a shame for such a bride to appear on public. But today it’s completely ok. People got used to such unique “princesses” in a white dress.
ada yang BERANI ngga gan NIKAHIN mempelai yang satu ini ???
JIAHAHAA.... POSE nya itu loch NGGA nahan gan buat NGAKAK !!!
jiakakakakkaaaa..............................
ada yang BERANI ngga gan NIKAHIN mempelai yang satu ini ???
JIAHAHAA.... POSE nya itu loch NGGA nahan gan buat NGAKAK !!!
jiakakakakkaaaa..............................
Spoiler :
[Ngakak] Maho Lapangan
1. Somebody’s gonna get hurt REAL bad
OUCHHHH! Doesn’t the guy in striped shirts know this is a football (soccer) match, not a handball match? If he is confused, why the hell would he wrap his fingers around it…
2. Synchronized Soccer
These guys were up all night before this match, not to practice their kicks or passes but were together to synchronize this amazing ballet move of their favorite ballet dancer Frederick Ashton.
3. I can’t play… I am so sleepy
This proves that the guy in blue shirt didn’t sleep the night before this match so he decided to sleep on the comfy looking leg of the other player.
4. Nervous
When someone is nervous, they start biting their nails but our boy Zidan from French National Team is different from others.
5. Ahhhhh
OK let’s not make fun of these guys. Don’t you think that soccer field is too open for this kind of act? Guys get a room for heaven’s sake!
Bumi Kita Di Malam Hari
Foto-foto ini merupakan hasil pencitraan satelit terhadap bumi kita di malam hari. Coba anda perhatikan negara-negara maju di dunia, seperti amerika, negara-negara eropa dan beberapa negara maju lainnya. Bertaburan berbagai macam lampu hampir di seluruh penjuru negaranya.
Benua Amerika di Malam Hari
Benua Antartika di Malam Hari
Benua Eropa di Malam Hari
Benua Afrika di Malam Hari
Benua Asia di Malam Hari
Benua Australia di Malam Hari
[Ngakak] Laki Laki Diperkosa
Spoiler for DI ANCAM GAN:
Spoiler for DI RABA..!!!!:
Spoiler for WADUUUH..!!:
Spoiler for EKSEKUSI GAN..!!:
Spoiler for AKHIRNYAAAA:
Subscribe to:
Posts (Atom)