3,5 miliar tahun lalu bumi melalui beberapa kali proses kehancuran dan setelah itu muncul kehidupan baru. Setiap kali terjadi pemusnahan spesies, akan muncul kehidupan baru yang sama sekali berbeda dengan yang sebelumnya. Pemusnahan terbesar terjadi 250 juta tahun yang lalu di mana 97% spesies kehidupan musnah. Peristiwa ini dikenal sebagai the mother of all extinction.
Mengapa 250 juta tahun yang lalu terjadi peristiwa pemusnahan spesies secara global? Seperti halnya bumi yang mengelilingi matahari secara penuh selama 1 tahun, demikian juga tata surya kita mengelilingi pusat galaksi secara penuh setiap 250 juta tahun. Hal yang mempengaruhi adalah kehadiran galaksi kerdil yang disebut Sagitarius. Pada saat galaksi itu melewati tata surya kita terjadi bombardment meteor yang juga masuk gravitasi tata surya, di mana bumi kita berada. Diperkirakan tahun 2012-2013, galaksi kerdil Sagitarius akan kembali melewati tata surya kita, sehingga diperkirakan peristiwa 250 juta tahun lalu akan terulang kembali. Penelitian komprehensif tentang hal ini dilakukan olah Rhawn Joseph Ph.D yang di dokumentasikan dan dapat dilihat dibawah ini
Jika solar maksimum terjadi berdekatan atau bersamaan dengan melintasnya galaksi Sagitarius maka akan menimbulkan efek berantai yang dahsyat bagi kehidupan. Hujan meteor terjadi di mana-mana dan akibatnya menyebabkan bumi akan mendingin akibat nuclear winter. Apakah manusia bisa mempersiapkan diri dan menghindar akibat yang ditimbulkan oleh solar maksima dan hujan meteor?.
Persiapan negara super power
Beberapa negara termasuk PBB ternyata telah mengantisipasi hal itu. Bersama Pemerintah Norwegia, PBB menyiapkan bunker bawah tanah untuk menyimpan jutaan bibit tanaman dalam ribuan container. Dokumentasi tentang hal ini dapat dilihat dibawah ini
Pemerintah Norwegia sendiri telah membangun dan memilki fasilitas bunker semacam ini untuk menampung kira-kira 2 juta orang sebagai perlindungan jika malapetaka akibat solar maksima, meteor serta tsunami terjadi. Bagaimana dengan Amerika?. Ternyata Amerika jauh hari telah mempersiapkan diri dengan membuat begitu banyak bunker sebagai persiapan apabila tiba hari itu. Penelitian penting tentang persiapan rahasia menghadapai malapetaka yang akan datang dilakukan oleh Jesse Ventura dan timnya yang di dokumentasikan sebagai film dokumenter yang dapat dilihat dibawah ini
Bagaimana dengan Indonesia? Sudahkah negara kita menyiapkan diri? Jika pemerintah belum melakukan sesuatu, apakah kita harus bergantung pada pemerintah ataukan melakukan bersama secara swadaya?
Apa yang perlu kita lakukan
Kita punya pilihan. Bersikap skeptik tanpa melakukan penelitian lebih lanjut. Pilihan kedua adalah mempelajari data-data yang telah ada, dan berupaya mengenal pola yang terjadi di masa lalu, untuk melihat apa yang akan terjadi di masa depan. Sebagai seorang earth scientist saya tidak mau mempercayai begitu saja apa kata orang sebelum melakukan penelitian pribadi atas data dan informasi yang telah begitu banyak tersedia. Hasil studi literatur selama 5 tahun terakhir ternyata menunjukkan bahwa data yang diungkapkan bukan karangan tetapi sangat logis. Dengan reason yang kuat dan pola yang pernah terjadi di masa lalu dengan cukup meyakinkan, tidak ada hal yang lebih baik untuk memperkirakan keadaan masa depan dengan mempelajari masa lalu.
The present is the key to the past and the past is the key to the future.
*) Richard Claproth adalah lulusan geologi ITB dan pakar ilmu bumi bergelar Ph.D dari University of Wollongong Australia. Pria yang meyakini sains dan spiritualitas benar-benar bisa selaras ini, juga penerima beasiswa dari UNESCO di International Institute for Research in Geothermal Science Pisa Italia.modf.
No comments:
Post a Comment