Ngamprah (ANTARA) - Balai Arkeologi Bandung kembali menemukan sejumlah kepingan fosil sisa makanan pada zaman prasejarah dalam kotak ekskavasi baru di Situs Gua Pawon, Desa Gunung Masigit, Kecamatan Cipatat, Kabupaten Bandung Barat, Jawa Barat.
Peneliti dari Balai Arkeologi Bandung, Lutfi Yondri mengatakan ekskavasi atau penggalian untuk tujuan penelitian di Situs Gua Pawon akan berlangsung dua pekan, atau berakhir hingga 4 September 2010.
"Penelitian kali ini dilakukan dengan membuat kotak ekskavasi baru. Berbeda dengan kotak yang digunakan pada ekskavasi sebelumnya. Semoga saja temuan ini benar-benar fosil," kata Lutfi Yondri.
Sebelumnya, pada awal Juli, arkeolog dikejutkan dengan temuan juru kunci Gua Pawon, Ecep Suhaya (54). Ecep menemukan ratusan keping tulang serta dua gigi yang diduga fosil manusia purba di lokasi situs.
Jika benar, kata dia, merupakan rangka manusia prasejarah. Dan, temuan tersebut menjadi rangka manusia prasejarah ketujuh yang ditemukan di kawasan Gua Pawon. Namun, temuan itu masih dalam tahap kajian.
Sebelumnya diwartakan, Kementerian Kebudayaan dan Pariwisata Republik Indonesia mengusulkan agar Gua Pawon dan Karst Citatah dijadikan cagar alam warisan dunia ke UNESCO.
Sekretaris Direktorat Jenderal Sejarah dan Purbakala Kementerian Kebudyaan dan Pariwisata, Soeroso M.P. mengungkapkan usulan tersebut sudah dilakukan pasca-ekspos penemuan fosil manusia purba di kawasan Karst Citatah KBB, yang kemudian disebut "manusia Pawon".
Adanya usulan tersebut merupakan bukti perhatian pemerintah pusat terhadap penemuan benda bersejarah atau cagar budaya.
Menurut Soeroso, Indonesia akan bersaing dengan sekitar 200 negara mengusulkan hal yang sama. Namun, yang akan diakui untuk setiap negara hanya satu di bidang budaya dan satu bidang alam.
Seoroso berharap Gua Pawon bisa segera ditetapkan menjadi salah satu cagar alam warisan budaya dari Indonesia. Hal itu agar pelestariannya tidak hanya menjadi tanggung jawab Indonesia, namun menjadi tanggung jawab dunia.
Disebutkan, jika usulan itu diterima, maka kepedulian terhadap Gua Pawon bukan hanya tanggung jawab Indonesia, tetapi juga dunia.
"Memang tidak mudah untuk masuk dalam kategori UNESCO. Tapi, kita harapkan supaya Gua Pawon bisa masuk ke dalam situs yang diakui dunia," ujarnya.
Dijelaskan Soeroso, ditawarkannya Gua Pawon menjadi cagar alam dunia karena Karst Citatah sebagai tempat ditemukannya "manusia Pawon" (fosil) yang menjadi ciri karst dari Indonesia.
Selain itu, kata dia, "manusia Pawon" yang ditemukan merupakan penemuan yang sangat langka. "Kami mengusulkannya karena Gua Pawon memiliki dua kelebihan, selain karena karst, juga ada penghuninya (manusia Pawon)," pungkasnya.
Peneliti dari Balai Arkeologi Bandung, Lutfi Yondri mengatakan ekskavasi atau penggalian untuk tujuan penelitian di Situs Gua Pawon akan berlangsung dua pekan, atau berakhir hingga 4 September 2010.
"Penelitian kali ini dilakukan dengan membuat kotak ekskavasi baru. Berbeda dengan kotak yang digunakan pada ekskavasi sebelumnya. Semoga saja temuan ini benar-benar fosil," kata Lutfi Yondri.
Sebelumnya, pada awal Juli, arkeolog dikejutkan dengan temuan juru kunci Gua Pawon, Ecep Suhaya (54). Ecep menemukan ratusan keping tulang serta dua gigi yang diduga fosil manusia purba di lokasi situs.
Jika benar, kata dia, merupakan rangka manusia prasejarah. Dan, temuan tersebut menjadi rangka manusia prasejarah ketujuh yang ditemukan di kawasan Gua Pawon. Namun, temuan itu masih dalam tahap kajian.
Sebelumnya diwartakan, Kementerian Kebudayaan dan Pariwisata Republik Indonesia mengusulkan agar Gua Pawon dan Karst Citatah dijadikan cagar alam warisan dunia ke UNESCO.
Sekretaris Direktorat Jenderal Sejarah dan Purbakala Kementerian Kebudyaan dan Pariwisata, Soeroso M.P. mengungkapkan usulan tersebut sudah dilakukan pasca-ekspos penemuan fosil manusia purba di kawasan Karst Citatah KBB, yang kemudian disebut "manusia Pawon".
Adanya usulan tersebut merupakan bukti perhatian pemerintah pusat terhadap penemuan benda bersejarah atau cagar budaya.
Menurut Soeroso, Indonesia akan bersaing dengan sekitar 200 negara mengusulkan hal yang sama. Namun, yang akan diakui untuk setiap negara hanya satu di bidang budaya dan satu bidang alam.
Seoroso berharap Gua Pawon bisa segera ditetapkan menjadi salah satu cagar alam warisan budaya dari Indonesia. Hal itu agar pelestariannya tidak hanya menjadi tanggung jawab Indonesia, namun menjadi tanggung jawab dunia.
Disebutkan, jika usulan itu diterima, maka kepedulian terhadap Gua Pawon bukan hanya tanggung jawab Indonesia, tetapi juga dunia.
"Memang tidak mudah untuk masuk dalam kategori UNESCO. Tapi, kita harapkan supaya Gua Pawon bisa masuk ke dalam situs yang diakui dunia," ujarnya.
Dijelaskan Soeroso, ditawarkannya Gua Pawon menjadi cagar alam dunia karena Karst Citatah sebagai tempat ditemukannya "manusia Pawon" (fosil) yang menjadi ciri karst dari Indonesia.
Selain itu, kata dia, "manusia Pawon" yang ditemukan merupakan penemuan yang sangat langka. "Kami mengusulkannya karena Gua Pawon memiliki dua kelebihan, selain karena karst, juga ada penghuninya (manusia Pawon)," pungkasnya.
No comments:
Post a Comment