Peneliti University of New South Wales Australia, dan Purdue University AS menemukan bahwa peningkatan temperatur di beberapa tempat mungkin menyebabkan ketidakmampuan manusia untuk
beradaptasi atau bertahan hidup. “Ini akan dimulai dengan penghangatan secara global sekitar 7 derajat celcius yang kelayakan di beberapa tempat kemudian dipertanyakan,” tulis peneliti. “Dengan penghangatan 11-12 derajat celcius, beberapa wilayah akan mencari kelayakan di mayoritas populasi manusia sebagai bagian dari distribusi.”
Peneliti profesor Steven Sherwood mengatakan tidak ada kesempatan pemanasan bumi 7 derajat di abad ini, namun akan hadir risiko serius di mana pembakar bahan fosil yang berlanjut menyebabkan masalah di tahun 2300-an. “Ada kesempatan 50:50 dalam jangka waktu yang panjang,” ujarnya. Studi ini yang meneliti perubahan iklim di periode yang lebih lama dibandingkan kebanyakan penelitian lain melihat tingkat produksi panas yang digabungkan dengan peningkatan suhu dan kelembapan.
Sherwood mengatakan penelitian perubahan cuaca ini memberikan “tanda pendek” bukan untuk buktikan konsekuensi jangka panjang dari dampak gas rumah kaca yang dianggap sebagai penyebab pemanasan global. “Ini harus dilihat seperti ini,” kata Sherwood. “Tidak banyak yang dapat kita lakukan untuk mengatai perubahan cuaca dua dekade ke depan, namun masih ada lebih banyak cara yang dapat kita lakukan soal perubahan jangka yang lebih panjang.”Dalam komentar di tulisan yang dipublikasikan Proceedings of the National Academy of Sciences, akademisi Australian National University mengatakan perubahan cuaca tidak akan berhenti di tahun 2100. “Dan di bawah skenario yang lebih realistis di tahun 2300 kita mungkin dihadapkan dengan temperatur yang meningkat sekitar 12 derajat celcius atau mungkin lebih,” kata professor Tony McMichael.[ito-Ellyzar Zachra PB-modf.]
No comments:
Post a Comment